1. Pupuk dan pengapuran
1.1.1 PengertianPupuk dan Pengapuran
MenurutSutanto (2005), pada prinsipnya, tanah yang subur adalah tanah yang secarakonsisten memberikan hasil yang baik tanpa penambahan pupuk. Apabila diperlukanpenambahan pupuk maka terjadi tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan hasilyang cukup tinggi terhadap pemupukan kimia maupun organic serta pemberian airmigrasi. Untuk menanggulangi keasaman, pengolahan tanah yang sering kalidilakukan adalah pengapuran (kapur, kapur lohor, dolomite, kalsit).
1.1.2 FungsiPupuk dan Pengapuran
MenurutHanafiah (2009), pengapuran tanah masam secara untuk bertujuan untuk :
1) MeningkatkanpH tanah dan
2) Kejenuhanbasa, agar
3) Ketersediaanhara bagi tanaman meningkat dan
4) Potensitoksik dari unsure mikro atau unsur toksik (seperti A1) menjadi tertekan.
5) Denganmembaiknya sifat kimiawi tanah, maka aktivitas mikroba dalam penyedraan haradan zat perangsang tumbuh juga membentuk, sehingga secara akumulatif akanmenghasilkan
6) Pertumbuhandan produksi tanaman yang ditanam
MenurutKordi (2009), untukmemperbaiki pH tanah, maka pengapuran adalah bagian dari persiapan kolam dantambak. Pengapuran berfungsi untuk :
- MeningkatkanpH tanah
- Membakarjasad � jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
- Mengikat dan mengendorkan butiran lumpur halus
- Memperbaikikualitas tanah dan
- Meningkatkan faktor yang sangatdibutuhkan untuk pertumbuhanplankton.
1.1.3 Macamdan jenis pupuk serta penjelasannya
MenurutHardjowigeno (2007), pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan.Pupuk alam adalah puuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam,pupuk organik(pupuk kandang, kompas) dan sebagainya. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuatdi pabrik dengan jenis dan kadar unsure haranya sengaja ditambahkan dalam upuktersebut dalam jumlah tertentu.
Pupukbuatan yang mengandung dua atau tiga unsure zat makanan disebut pupuk buatanmajemuk atau pupuk buatan ganda.
MenurutKordi (2009), jenis pupuk yaitu sebagai berikut :
Jenis pupuk | Dosis (kg/Ha) |
Pedak halui Bungkil kepala Kotoran ayam Kotoran kerbau / sapi / kuda Kompos Biji kapuk | 500 � 100 500 � 100 500 1000 � 3000 3000 500 - 1000 |
1.1.4 Kandunganpupuk organic (kotoran bebek dan puyuh) dan anorganik (pupuk urea, TSP, ZA)
Pupukalam atau pupuk organikterdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk kompos. Pupuk hijau biasanyaberasal dari tumbuhan � tumbuhan tertentu seperti crotolarid sedangkan pupukkandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti sapi,kerbau,kambing dan lain � lain yang telah bercampur dengan sisa � sisa
makanan (Nawawi, 2001).
1.1.5 Prosespembuatan pupuk organik
Menurut Bonga (2007), teknikpembuatan kompos :
Untuktiap kwintal bahan kompos dibutuhkan bahan sebagai berikut :
1) Kotoranhewan / jerami : 100 kg
2) Serbukgergaji 120 kg
3) Bekatul: 2 kg
4) CM� 50 cc
5) Tetesdebu / larutan gula 1.100 cc
6) Air: 25 liter
7) Nutrisi: secukupnya
� Carapembuatan
1) Bahan1,2,3 dicampur hingga merata
2) Bahan4,5,6 dan 7 dilarutkan dalam air
3) Larutanpada poin B disiramkan pada adonan (hasil campuran point 6)
4) Adonandibuat gundukan
5) Adonanditutup dengan plastic 4-5 hari dan setiap harinya adonan diaduk dan dibalikdan ditutup kembali dengan plastic
6) Prosesdekomposisi berlangsung ditandai dengan naiknya suhu
7) Hasil kompos dikatakan berhasil dengan tanah :
- Dipegangtidak lengket
- Tidakbaud an tidak panas
- Warnalebih logam / mengkilap
MenurutAceh Pedia (2009), teknik pembuatan pupuk organik / kompos :
1) Bahan/ daun � daunan, rumput atau jerami, pupuk kandang 20-300 kg sekam padi 100 �200 kg, dedak / bekatul 50-100 kg, stater / bahan pengurai 0,2 � 0,5 liter,tetes debu / gula 1-2 kg dan air 300-500 liter (secukupnya)
2) Persiapantempat
Sebaiknya dibuatkan lubang dengankedalaman 10-60 cc usahakan tempatnya tidak terbuka atau kena sinar mataharilangsung, seperti di bawah pohon sebaiknya dibuatkan naungan / gubuk untukmenghindari sinar matahari langsung dan hujan
3) Carapembuatan
Supaya proses pengomporan lebih cepathijauan / daun � caunan, jerami dipotong � potong kurang lebih 5-10 cm, tetestebu / gula dan status pengurai dilarutkan dengan air dalam ember / bak plasticdiaduk sampai merata potongan � potongan hijauan / jerami dicampur dengan pupukkandang, dedak, sekam, serbuk gergaji dan limbah pertanian lainnya secarameraa, siramkan larutan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 50%, bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, kepadatandibuka, maka adonan akan megar sewaktu pendungukan dan penyiraman langsungdimasukkan ke dalam lubang yang sudah disiapkan. Usahakan tumpukan bahan yangsudah diaduk tinggi tidak melebihi bacin 0,05 permukaan tanah, tutup denganplastic agar tidak terjadi penguapan, juga ditutup dengan lumpur seluruhpermukaan, tancapkan bila bumbu sekitar 10-15 cm agar udara luar masuk sehinggaproses pengomposan / fermentasi berjalan lebih cepat.
2. Plankton dan kesuburan perairan
1.2.1 Pengertiankesuburan perairan
Menurut Purwohadiyanto et al., (2008), perairan yang suburadalah perairan yang banyak mengandung unsur hara, yang subur dapat mendukungkehidupan organisme dalam air tawar terutama algae atau phytoplankton dalammempercepat pertumbuhannya dan kelimpahannya. Kesuburan perairan adalahkapasitas atau kesanggupan atau kemampuan perairan untuk menyediakan unsur harayang sesuai bagi kehidupan phytoplankton sehingga dapat menghasilkan produksiyang optimum.
1.2.2 PenggolonganPerairan Berdasarkan Kesuburan
Menurut Goldmen dan Hoine (1983) dalam Apridayanti(2008), berdasarkan kandungan hara (tingkat kesuburan) dapat diklasifikasikandalam 3 jenis, yaitu danau etopik, danau oligotropik dan danau mesotropik.
MenurutSubariyanti (1985) dalam Purwohadiyanti (2006), berdasarkan tingkatkesuburanya perairan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
PerairanOligotrof
Perairan ini merupakan perairan dengantingkat kesuburan rendah.
PerairanMesotrof
Perairan ini mempunyai tingkatkesuburan yang sedang unsure haranya lebih banyak dari perairan oligotrofkeadaan perairan lebih keruh dari oligotrof karena organisme yang hidup tidakhanya berupa pada lapisan atas saja (permukaan) tetapi tersebar sampai lebihdasar.
PerairanEutortof
Merupakan perairan yang tingkatkesuburannya tinggi. Hal ini dapat terjadi jika perairan oligotrof mendapatmasukan air yang subur, dalam arti mendapatkan masukan air yang banyak mengandungunsure hara baik itu organic maupun anorganik
1.2.3 PembagianPlankton Berdasarkan Jenis
` MenurutHutabarat dan Evans (2008), kelompok hewan ini yang merupakan golongan perenangaktif walaupun demikian mereka tetap terombang � ambing oleh arus lautan. Subgrup ini terdiri dari golongan binatang (zooplankton) dan golongan tumbuh �tumbuhan (fitoplankton).
Plankton merupakan organisme lautyang berukuran kecil (mikroskopik) yang jumlahnya sangat banyak dan gerakannyadipengaruhi oleh gerakan air laut. Plankton terdiri dari golongan tumbuhan(fitoplankton) dan (golongan binatang (zooplankton) (Nur dan Susilawati, 2010).
1.2.4 PembagianPlankton Berdasarkan Tingkah Laku
Menurut Pamela (2010),dilihat dari sebarab partikelnya plankton dapat dibagi menjadi :
a. Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalamansekitar 10 mm
b. Mesoplanktonadalah plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100 - 400m
c. Hipoplanktonadalah plankton yang hidup pada kedalaman lebih dari 400 m
Menurut Barmi (1995) dalamSiregar (2009), bahwa plankton dapat dikelompokkan dalam beberapa hal yakni :
- Berdasarkan lingkungan hidupnya terdiri atas :
a. Limnoplankton, plankton yang hidup di air tawar
b. Haliplankton, plankton yang hidup di laut
c. Hipalmiroplankton, plankton yang hidup di air payau
d. Heleoplankton, plankton yang hidup di kolam
1.2.5 JenisPlankton yang Merugikan danMenguntungkan
MenurutLestari dan Edward (2004), jenis �jenis plankton beracun yang berhasil di identifikasi dalam kasus kematianmissal ikan- ikan, udang, kerang di teluk Jakarta ini antara lain adalah Dhyceuinrumsp, Gynodium sp, Protoperium sp, Bynopsis.
Menurut Saputro (2009),beberapa jenis pakan ikan alami yang biasa diproduksi secara missal danmemiliki sifat � sifat tersebut diatas adalah infosoria, rotifer, kutu air,daltom, clorela, tetraselmir, arthemia, dan cacing tubifex.
DAFTAR PUSTAKA
Bonga. 2007. Teknik Pembuatan Pupuk Organik�Bolehasi�. http://insideminite.blogspot.com/2007/11/teknik_pembuatan_pupuk_organik_bolehasi.html.Diakses pada tanggal 14 November 2011
Daniel, Eka. 2008. Evaluasi Pengolahan LingkunganPerairan Waduk Luhur Kabupaten Malang, Jawa Timur. http://www.eprints.undip.ac.id/17305/L/Eka.Daniel.pdf. Diakses pada tanggal 14November 2011
Dariah, Ai,H. Subagyo. Whendy Fatahrananto dan Setiani Narwanto. 2009. Kepekaan Tanahterhadap Krosi. http://balit.tanah.deptan.go.id/atakumulasi/buku/belerang.pdf.Diakses pada 15 November 2011 pukul 08.00 WIB
Darliana.2009. Pengaruh Jenis Bokhasi Terhadap bobot Isi organik dan LETK Tanah sertahasil dan LPH pada Andasorasai Cembung. http://www.pakal.org.Diakses pada 14 November 2011 pukul 15.05 WIB
Hanafiah, Kemas Air. 2009. Biologi Tanah LandasanPengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. Malang
Hardjowigeno, Surema. 2007. Ilmu Tanah. A. Dimuka Pressindo. Bogor
Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 2008. PengantarOceoanografi. UI Press. Jakarta
Kordi, M. Gufron. 2009. Budidaya perairan Buku Kedua. PT.Citra Aditya Bakti. Bandung
Pamela, Dian. 2010. Sebaran Partikel Plankton. http://dianpamela.blogspot.com/2010/04/plankton.didefinition.Diakses pada tanggal 15 November 2011
Purwohadiyanto.2006. Pemupukan dan Kesuburan Perairan Budidaya. Universitas Brawijaya.Fakultas Perikanan. Jurusan Budidaya : Malang
Sunarmi, Prapto, Sri Andayani, Purwohadiyanti. 2006.Dasar � Dasar Ilmu Tanah. Universitas Brawijaya. Malang
Suryono. 2006. Evaluasi Kualitas Tanah Ineptisol diKebun Sampah, Kabupaten Deli, Sendang. http://slambonisme.blogspot.com/2006/10/html.Diakses pada tanggal 5 November 2011
Sutanto, Rachmadin. 2005. Dasar-Dasar Ilmu TanahTanah. Kanisius. Jakarta
Post a Comment