Kayu Manii
(Maesopsis eminii Engl)Kayu Manii (Maesopsis eminii Engl.) termasuk dalam famili Rhamnaceae, pohon ini tumbuh alami di Afrika dari Kenya sampai Liberia antara 8�LU dan 6�LS. Pohon ini banyak ditemukan di hutan tinggi dalam ekozona antara hutan dan sabana. Kayu Manii merupakan jenis pohon suksesi yang tumbuh pada areal hutan yang terganggu ekosistemnya. Saat ini jenis ini mulai ditanam di Asia Tenggara dan Amerika Tengah. Pada sebaran alami, jenis ini tumbuh di dataran rendah sampai hutan sub pegunungan sampai ketinggian 1.800 m dpl. Pada pertanaman, biasanya ditanam di dataran rendah dan tumbuh baik pada ketinggian 600 - 900 m dpl. Menyukai daerah dengan curah hujan 1.200 - 3.600 mm/tahun dengan musim kering sampai 4 bulan. Menyukai solum tanah dalam dengan drainase baik, namun dapat tumbuh pada solum tipis asalkan terdapat air cukup (Dephut 2002).
Pohon Manii ini termasuk kedalam kelompok pohon meranggas, tinggi total mencapai 45 m dengan tinggi bebas cabang sekitar 2/3 dari tinggi total. Kulit batang berwarna abu-abu pucat, memiliki alur yang dalam, kulit dalam berwarna merah tua, daun sederhana dengan posisi saling berhadapan, panjang daun sekitar 6 - 15 cm dengan tepi daun bergerigi. Tandan terdiri dari banyak bunga di sepanjang ketiak daun, panjang bunga sekitar 1 - 5 cm. Bunga berukuran kecil, berkelamin ganda dengan mahkota berwarna putih kekuningan (Dephut 2002).
Kayu Manii merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan serbaguna berkekuatan sedang sampai kuat, dapat digunakan untuk konstruksi, kotak, dan tiang. Jenis ini banyak ditanam untuk sumber kayu bakar, daunnya digunakan untuk pakan ternak karena kandungan bahan keringnya mencapai 35% dan dapat dicerna dengan baik oleh ternak. Pulp dari jenis ini sebanding dengan pulp yang berasal dari jenis kayu keras. Pada pola agroforestry jenis ini ditanam sebagai penaung coklat, kopi, kapulaga dan teh, juga ditanam untuk pengendali erosi. Walaupun merupakan koloni yang agresif di areal semak dan areal terganggu di hutan, jenis ini kurang dapat bersaing dengan alang-alang tinggi dan rumput Pennisetum (Wulandari 2008).
Post a Comment